Identification Potential Causes

Identification Potential Causes

 

Ada beberapa tools yang bisa di gunakan untuk melakukan identifikasi terhadap potential root causes (variable Xi) dari project Y. Tentunya tools yang di pilih di sesuaikan dengan kondisis masalah dan preferensi dari team. Lebih dari itu pemahaman teknis yang baik dari anggota team terhadap process di mana project di jalankan adalah sangat mutlak di perlukan dalam  tahap ini. Minimal ada satu anggota team yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup sehingga bisa menjelankan kepada anggota team yang lain.

Berikut beberapa metode yang isa di pilih atau di gunakan secara bersama  untuk di kombinasikan sehingga memudahkan dalam root couses analysis.

  1. Cause and Effect (CE) Diagram

Cause and Effect Diagram (Diagram Sebab Akibat) atau yang dikenal juga dengan diagram Tulang Ikan (fishbone) dipergunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara sebab dan akibat dari suatu permasalahan sehingga dapat menemukan akar penyebabnya. Cause and Effect Diagram di kenalkan oleh Profesore Koiru Ishikawa sehingga disebut juga Ishikawa Diagram.

Didalam Cause and Effect Diagram, kita mengenal istilah 5M + E (Man, Machine, Material, Method, Measurement + Environmental) sebagi penyebab utama terjadinya variasi atau terjandinya masalah, sehingga di cantumkan sebagai cabang utama di dalam diagram. 

  1. 5 Why’s

Disebut 5 Why’s analysis karena metode ini menggunakan tehnik iterasi dengan cara mengajukan pertanyaan “why’ untuk menemukan root causes dan mengulangnya lagi sampai menemukan root caouse. Biasanya root causes akan berhenti pada why yang ke 5, namun demikian tidak menuntut kemungkinan bisa lebih atau juga kurang. Contoh penggunaan sebagai berikut,

Masalah : Motor mogok dan tidak bisa di nyalakan

  • Mengapa : process pembakaran terganggu
  • Mengapa : busi tidak berfungsi dengan baik
  • Mengapa : busi koror dan pecah
  • Mengapa : busi sudah lama tidah di ganti atau di bersihkan
  • Mengapa : tidak di lakukan service / perawatan secara berkala

Dari contoh kasus di atas potensi akar masalah berhenti pada pernyantaan why ke 5, yaitu karena tidak dilakukan perawatan secara berkala.

Teknik 5 Why’s akan sangat efektif jika di kombinasikan dengan metode yang lain seperti CE Diagram atau yang lainya

  1. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

FMEA adalah Suatu metode yang tersetruktur, teratur dan komprehensip untuk mengenali (identifikasi), dan mendokumentasikan potensial masalah dan kelemahan kelemahannya mulai saat rancangan (design) atau aplikasi sedemikian hingga perubahan-perubahan dapat dibuat atau tindakan perbaikan lain dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan (masalah).

FMEA disebut juga sebagai metode “Failure Proofing” yaitu disiplin analysis terkait dengan kegiatan pencegahan kegagalan atau “Risk Analysis / Analisis Risiko” atau “Failure Analysis  / Analisis Kegagalan”. Dalam sejarahnya metode  dikembangkan sebagai bagian dari program pertahanan dan ruang angkasa Amerika Serikat tahun 1960-an. Selanjutnya metode ini menyebar melalui desain teknik dan praktik pengembangan pesawat terbang, otomotif, dan industri teknologi tinggi lainnya baik saat mulai desain sampai process produksi, bahkan juga diterapkan di area non manufacturing atau service seperi pengiriman, marketing dan lain sebagianya. Metode ini juga di adopsi  menjadi salah satu tools di dalam Six Sigma karena sangat powerfull di gunakan untuk menganalisa resiko.

Dalam Lean Six Sigma Project, FMEA bisa di aplikasikan di phase-A DMAIC roadmap dan kemudian di lanjutkan di Phase I. Di Phase-A metode FMEA di focuskan untuk melakukan analisis dan melengkapi “Actual – Potential Risk”  yang ada di FMEA sheet seperti di bawah. Sedangkan untuk Phase I melanjutkan mengisi di kolom bagian Risk Action.

Penjelasan lebih detail mengenai FMEA, bisa di lihat di step DMAIC-Analyis